Kisah Tessa
Namaku Tessalonika Putri atau Tessa. Aku anak tunggal dari seorang pedagang HP dengan logo apel kegigit di Sulawesi yang berhasil. Umurku 15 tahun dan saat ini masih duduk di
kelas 3 SMP. Sebagai anak tunggal, aku sangat dimanja oleh kedua orang tuaku. Aku diberi kendaraan sendiri dengan supir pribadi. Di sekolah, aku termasuk primadona dan mereka yang naksir, kebanyakan kakak2 yang duduk di SMA. Tetapi sejauh ini, aku hanya tersenyum saja saat didekati mereka. Belum saatnyalah aku pacaran. Papiku sangat tegas dalam hal ini.
Namun, ternyata nasib tidak selalu dapat diterka. Saat itu Mall tempat toko Handphon papiku terbakar dan salah satu korbannya toko milik papiku yang habis terbakar. Papiku kehilangan segalanya. Dia tidak memiliki apapun lagi. Akupun terkena imbas. Tak ada lagi kendaraan dan supir pribadi. Papiku yang memiliki segalanya sekarang tiba2 jatuh miskin. Ditambah lagi, dia harus membayar hutang ke Bank dan pajak yang masih tertunggak. Papi sangat bingung saat petugas Bank bernama pak Hendri selalu dating hampir setiap hari untuk memperhitungkan harta benda tersisa yang dapat dijual. Hari itu, tidak biasanya papi memanggilku ke ruang kerjanya. Aku melihat pak Hendri sedang duduk di sampingnya. Saat itu, aku mengenakan tanktop yang hanya menutupi dadaku dengan rok mini ala anak SMP. Keindahan tubuhku yang terlihat habis disantap oleh pak Hendri. Aku abaikan saja pandangan bandot tua yang usianya mungkin lebih tua dari papiku sendiri. Papi berbicara panjang lebar tentang kesulitannya untuk membayar hutang bank serta tawaran pak Hendri untuk membantunya keluar dari kesulitannya tersebut. Tapi tawaran itu ada harganya adalah keperawananku!!
Aku tercekat. Rasanya aku berada di
dalam mimpi. Papiku yang sedemikian melindungiku sekarang malah mau membayarkan
hutang pajaknya dengan keperawananku. Papiku menatapku dengan pandangan memohon
yang membuatku tidak mampu menolak permintaannya. Akupun tanpa sadar menunduk
tanda mengiyakan. Papiku keluar dari ruangan itu sambil tertunduk lesu. Saat pintu
tertutup, pandanganku beralih ke muka bandot tua yang sedang tersenyum
kegirangan. Diapun memanggil aku untuk mendekat ke arahnya. Terasa bagai mimpi,
saat aku berjalan mendekatinya. Saat aku sudah berdiri di dekatnya, dia seakan kagum
melihat bentuk tubuhku yang ideal. Kulitku kuning
langsat karena aku memang keturunan tionghoa. Tak puas hanya memandangiku,
tangannya pun mulai menjamah tanganku yang mulus. Aku diam saja saat tangannya
mulai menjalar ke pahaku. Lalu mulai menyusup masuk celana dalamku. Aku tidak
berani melawan kehendak bandot tua itu. Sehingga diapun merasa mendapat angin.
Dia mulai meraba buah dadaku yang membusung
lebar. Tak tahan lagi, dia memintaku untuk membuka tanktopku. Di balik itu,
dadaku yang putih mulus jelas terlihat karena aku tak menggunakan BH (toh aku
dirumah ga pernah pake BH). Tak hanya itu, secara paksa pak Hendri membuka rok
miniku. Akupun sekarang berdiri dengan hanya mengenakan celana dalam bergambar
doraemon saja. Tubuhku yang mungil 150 cm dengan berat 42kg dada yang masih
imut dan mulus semakin terlihat. Pak Hendripun bangkit dari duduknya dan
mulutnya yang berbau cengkeh melahap bibirku yang mungil. Aku hamper kehabisan
nafas!! Inilah pertama kalinya aku dicium oleh lawan jenis. Dan ironisnya,
seorang tua yang tidak kucintai sama sekali. Tangannya yang besar dan berbulu menjamah
tubuhku dengan kasarnya.
Sejenak dia melepaskan genggamannya. Aku heran tatkala dia membuka celana panjang serta celana dalamnya. Untuk pertama kalinya, aku melihat alat kelamin pria. Belum habis rasa kagetku, aku dijengut secara paksa. Aku sempat tertegun saat secara paksa dia memasukkan penisnya ke mulutku. Aku sempat memuntahkannya karena merasa sangat jijik karena bentuknya yang hitam legam berurat besar dan Panjang terlebih bau pesing apek. Tapi perlawananku terasa tidak ada gunanya. Aku terpaksa menutup mataku saat mulutku dipaksa untuk mengulum penis pak Hendri yang sangat besar itu. Mulutku yang mungil tidak mampu menelan seluruh batang penisnya sehingga aku begitu gelalapan.
Kepalaku dipaksa dengan mendorong
keluar masuk penisnya. Aku hampir menangis tetapi aku berkata dalam hati bahwa
aku harus tegar. Aku melakukan ini karena ingin membalas budi papiku selama
ini. Toh ini cuma soal kesucianku saja. Tiada artinya bila dibanding dengan
semua kenikmatan yang aku rasakan.
Mengingat hal itu, aku mengambil keputusan untuk memuaskan bandot tua ini
semampuku agar dia membantu papi untuk keluar dari masalahnya. Aku yang tadinya
merasa terpaksa dalam meladeni pak Hendri dan hanya bersikap pasif saja,
mencoba untuk merubah sikapku. Batang penis yang tengah berada di mulutku
yang awalnya terasa menggangu, coba aku nikmati. Aku mulai memainkan lidahku
untuk menambah kenikmatan “tuan”ku ini. Pak Hendri tersenyum saat merasakan
perubahan sikapku yang mulai aktif itu. Selagi aku mulai asyik memainkan
senjata pusakanya, pak Hendripun mulai menjulurkan tangannya untuk meremas buah
dadaku yang berukuran 32A dan memilin puttingku yang berwarna Pink khas anak
perawan chindo. Sekarang giliran dia yang memegang peranan. Dengan rakusnya,
dia melahap putting susuku. Ternyata dia ahli memainkan mulut dan lidahnya. Aku
mulai terangsang dan tanpa sadar, aku memeluk kepala pak Hendri yang mulai
botak itu. Seakan aku ingin menikmati kenikmatan itu lebih lama lagi. Namun,
mulut dan lidahnya mulai menjalar turun ke selangkanganku. Celana dalamku
menjadi basah oleh ludahnya dan tak terasa cairankupun terpancar keluar karena
aku sudah tidak kuat lagi menahan kenikmatan dari permainan lidah bibir pak Hendri.
Ah, bandot tua ini sangat hebat. Aku menjadi senang terhadap keahliannya.
Secara perlahan, pak Hendri membuka celana dalamku yang sudah basah itu. Dia
menjilati cairan kewanitaanku bahkan mengisap vaginaku. Aku yang masih terasa
lemas menjadi Kembali bergairah saat klitorisku dipermainkan oleh lidahnya. Aku
hanya bias merem melek saja tanpa bisa berbuat apa-apa. Tak lama kemudian,
akupun dilemparkan ke sofa. Badanku yang sudah telanjang didekati olehnya.
Aku bisa melihat penisnya yang menjulang panjang dan besar. Aku merasa sedikit ngeri membayangkan bagaimana benda sepanjang itu memasuki tubuhku yang mungil ini. Dan benar. Saat penis pak Hendri membelah selaput keperawananku, aku menjerit nyaring karena sakit yang kurasa. Tapi pak Hendri seakan tidak menghiraukannya. Sodokan demi sodokan dilakukannya dengan penuh tenaga. Sakit yang awalnya kurasa berubah menjadi kenikmatan, sehingga akupun mulai mengimbangi gerakan pak Hendri. Dia agak terkejut melihat respon yang kuberikan, dan semakin bergairah saja saat dia menyuruhku berganti posisi duduk di atasnya. Aku yang kini memegang kendali semakin menunjukkan aktivitasku sehingga sekarang pak Hendri yang merem melek. Aku harus memuaskan dia, begitu yang ada di dalam pikiranku. Dan pak Hendripun tidak bisa menahan lebih lama lagi pancuran air maninya. Dia menyiramkannya ke atas tubuhku. Aku tidak tahu apakah aku harus menyesal atau menikmati kejadian intimku yang pertama ini. Sejak itu, usaha papi Kembali lancar tanpa halangan yang berarti.
Kehidupan berjalan dengan lancar, tetapi aku malah tidak dapat melupakan kejadian tersebut. Pak Hendri sudah tidak datang lagi ke rumahku. Setiap hari aku membayangkannya, gairah seksku kembali timbul. Bila terpaksa, aku sering bermastrubasi sendiri, aku diam2 membeli dildo di Olshop untuk memeuaskan hasratku yang berlebih. Pikiranku sekarang menjadi mesum sehingga sukar untuk focus kepada Ujian Kelulusan yang tinggal sebentar lagi. Akibatnya, aku terancam tidak lulus. Akupun memberanikan diri menghadap Bapak Kepala Sekolahku yang tampangnya bak Marshel komika Cuma tidak gendut. Awalnya, aku agak gemetaran, tetapi aku harus memberanikan diriku untuk yang satu ini. Sebelum menghadapnya, aku sengaja mencopot BH dan celana dalamku. Putting buah dadaku terlihat samar di balik seragam putihku. Pak Jacob menerima sambil tersenyum.Baru setelah aku duduk di sofa, dia memperhatikan ada sesuatu yang tersembul keluar dari balik seragamku. Aku bisa melihat matanya yang merah mulai menyala2. pancinganku berhasil! Setelah berbasa-basi, aku menyatakan masalahku karena tidak bisa berkonsentrasi belajar. Pak Jacob hanya menatap dadaku saja sambil sekali-sekali mengangguk. Akupun mulai merubah posisi dudukku. Rok mini seragam biruku sengaja aku singkapkan agar dia dapat melihat putihnya paha yang aku miliki. Akhir kata, aku minta bantuannya agar bisa lulus. Pak Jacob tanpa tedeng aling meminta kenikmatan tubuhku. Ah, berhasil! Akupun segera membuka seragam sekolahku dan rok miniku. Polos. Pak Jacob kagum dengan kemulusan tubuhku. Aku segera menghampirinya dan menyerahkan dadaku ke mulutnya. Tanpa disuruh, Pak Jacobpun aktif memainkan putting susu yang berwarna Pink. Ah, terasa lama rasanya setelah pak Hendri menggauliku. Aku kembali menikmati permainan lidah pria di dadaku. Diapun mulai memainkan jarinya di vaginaku. Tak tahan, akupun keluar. Sekarang giliranku yang harus memuaskan dirinya agar benar-benar membantuku. Aku menunduk di hadapannya dan membuka resleting celananya.
Setelah penisnya tersembul keluar, aku
terpekik kecil karena kagum akan ukuran penisnya. Sebagai orang papua, Pak
Jacob memang tidak mengecewakan. Langsung aku gumuli penisnya yang besar itu
dengan mulut dan lidahku yang mungi. Pak Jacob merem melek merasakan permainan
lidahku. Selama 10 menit, aku mainkan penisnya yang mulai membesar. Wah, enak
benar kalau penis itu menusuk vaginaku nanti. Akupun memegang kendali dengan
duduk di pangkuannya dan mulai memasukkan penisnya ke dalam vaginaku. Aku
menjerit kecil saat penis itu mulai menusuk vaginaku yang masih rapat. Akupun
mulai memainkan pantatku dan bergoyang dengan cepatnya sambil mengaduh-aduh
kenikmatan. Pak Jacobpun tidak mau terlalu lama berada di posisi pasif. Dia
mendorongku agar berada dalam posisi menungging. Akupun siap saja saat rudalnya
menusuk vaginaku kembali dengan lebih deras. Ah nikmatnya. Saking nafsunya, air
manipun muncrat keluar. Pak Jacob kelelahan sedangkan aku masih
belum. Aku kembali mengulum penisnya sekaligus air mani yang keluar. Aku telan
habis cairan itu semua. Enak sih. Pak Jacob yang terbaring kelelahan segera aku
sodori vaginaku yang masih berdenyut minta dihujam. Dia mengerti apa yang
kuinginkan. Diapun memainkan klitorisku sehingga aku mengaduh-aduh kenikmatan.
Akupun memainkan pantatku dimukanya. Kapan lagi aku bisa memantatinya dalam
arti yang sebenarnya? Hehehe. Iseng benar yah aku ini. Permainan lidahku
ternyata berhasil kembali membangkitkan penis kepala sekolahku. Akupun Kembali duduk
di pangkuannya dan kembali memasukkan penisnya yang besar ke vaginaku. Aku
menjerit kecil kembali saat hujaman
pertamanya kembali aku rasakan. Aku sibuk menggoyangkan pantatku keluar masuk
sambil tangan Pak Jacob memainkan putting susuku dan meremas-remas buah dadaku.
Kenyamanan yang kurasakan seakan membawa aku ke surga ketujuh. Pancaran air maniku
keluar tak lama sebelum pancaran air maninya. Akupun berbaring didadanya yang
bidang dan berbulu dengan perasaan yang begitu puas. Setelah itu, aku kembali
mengenakan baju seragam dan rok miniku. Aku tersenyum kecil saat menerima janji
pak Kepsek itu bahwa aku pasti lulus. Dan ternyata benar. Aku dapat lolos dari
ujian itu dan mampu menyelesaikan
SMP ku dengan nilai yang baik. Aku begitu kagum akan kepintaranku. Namun,
denyutan kenikmatan itu kembali datang. Aku tidak mampu menahan lagi gejolak
itu setelah aku melihat pengumuman kelulusanku. Apa yang akan aku lakukan untuk
melampiaskannya?.
Comments
Post a Comment