Naughty Hijab Wife

 



 

Hai namaku Cantika Maharani, biasa dipanggil cantik atau rani , usiaku 22 tahun dan bisa dibilang akhwat berjilbab lebar ukuran dadaku 34 cup B, BBku Cuma 45, tinggiku Cuma 150cm dengan bodi mungil yang menurutku aku jadinya semox, maka aku kemana-mana sering menggunakan highheels sejak awal kuliah biar ga pendek2 amat, aku baru aja lulus kuliah dan langsung nikah dengan orang yang dijodohkan sama ortu aku. Walaupun aku di jodohkan aku ga menyesal karena suamiku termasuk tampan dan mapan, Ketika menginjak 3 bulan menikah aku meminta ijin suami untuk bekerja dengan alas an bosen dirumah dan mencari pengalaman dunia kerja juga mencari relasi, dan dasarnya suami orang baik dan open mind aku diijinin, kebetulan saja perusahaan yang dulu aku magang buka lowongan sebagai Personal Assistant (PA).

Atasanku seorang expatriate Bernama pak Robert da silva atau pak Robert, Direktur utama di perusahaan dan aku menjadi PA beliau, beliau orangnya ceria dengan usia 55 dengan body kekar karena rajin ngegym. Beliau terkenal cukup genit dan menjurus mesum menurut teman2 wanita yang lain, mungkin juga karena budaya yang berbeda, tapi aku ga pernah mengalami, Cuma di genitin normal mungkin karena aku satu2nya yang berjilbab, dengan kemampuanku dan penampilanku aku sering dapat bonus dari pak boss. Setiap pagi aku diantar suamiku dan di jemput saat sore hari, beberapa bulan telah berlalu aku semakin betah bekerja di kantor ini, dan semakin akrab dan terkadang pak Robert mengantar aku pulang. Dan belakangan jadi tiap hari, bukan karena suamiku sibuk tapi karena permintaan pak Robert, Kembali lagi karena suamiku entah terlalu baik atau gimana entah lah akhirnya dia mengijinkan.

Hari itu pak Robert Kembali mengajakku berangkat bareng suamiku sudah terlebih dahulu berangkat. hari itu aku menggunakan jilbab dominasi warna biru dengan motif bunga dan ada logo brand ternama dengan kemeja biru muda ketat dipadukan dengan rok Panjang senada dengan blazer dan highheels 12cm yg merupakan hadiah dr pak Robert semua termasuk tas "aduh pak Robert..., aku gak enak nebeng mobil pak Robert terus setiap hari...", jawabku sambil tersenyum meliriknya yang sedang mengemudi dengan suasana keakraban yang semakin terjalin, "gak apa-apa Ran, saya juga kan jadi ada temen ngobrol...", jawabnya dengan logat bulenya, walau sesekali terlihat genit namun pak Robert membuatku nyaman dengan canda dan tawa di sela obrolannya yang sesekali terselip candaan nakalnya walau sedikit mesum namun dengan jenaka melontarkannya sehingga tak terdengar cabul atau merendahkan. Dan makin kesini aku terbiasa terhadap kemesumannya terkadang aku terbawa sampai basah di pangkal pahaku.

"ya namanya juga anak-anak pak...", ujarku memberi komentar kepadanya saat ia menceritakan kenakalan dan kelucuan kedua anaknya di rumah yang masih kecil sambil tertawa kecil. "iya... jadi gimana kamu sudah bikin anak...? ". selorohnya dengan tiba-tiba memotong ucapanku. "iih pak Robert...", sergahku seraya mencubit lengannya, aku hanya tertawa. "pasti tiap malam kan... ha ha ha...", balasnya dengan kembali meledekku, aku ikut tertawa sambil berusaha mencubit perutnya dan membuat pak Robert meringis menahan cubitanku sambil tetap memegang stir mobilnya "ya gak tiap malam kali pak Robert... lemes dong...hi hi hi..", ujarku menimpalinya. "loh kenapa gak tiap malam..? apalagi kamu kan masih muda, baru 1 tahun menikah... ", kejarnya membuatku tersipu dengan wajah memerah yang kusembunyikan dengan menoleh ke sisi kiri jalan raya, andai benar bisa tiap malam, dalam hatiku berbisik dengan rasa gundah di hatiku sambil tertawa dan tersipu mendengar pak Robert yang terus memberondong dengan menceritakan kalimat-kalimat kemesraan dan kenikmatan pasangan muda seusiaku seperti ini. "iih kok jadi dibahas...", sergahku memotong hanya bisa tertawa dengan rasa malu dan risih. "maaf ya Ran.. cuma becanda kok... ", ucap pak Robert yang menjelaskan kalo ia hanya becanda dan menggambarkan dirinya saat masih menjadi pasangan muda dahulu. "kok keliatan lemes sih Ran pagi ini..?!', ucap pak Robert kepadaku saat di pagi hari menjemputku di depan komplek, aku duduk di sampingnya dan ia mulai mengemudi menuju kantor. sambil tersenyum aku menjelaskan kalo semalam aku gak bisa tidur. "hayo berapa ronde sama mas nya he he he... ", sambil tertawa pak Robert menggodaku yang hanya bisa ikut tertawa. andai benar semalam aku digenjot suamiku seperti perkataan pak Robert tentu nikmat sekali tapi kenyataannya aku melakukan masturbasi sendiri disamping suamiku yang sudah terlelap tertidur lelah. "iih pak Robert... ", sergahku. "ya gak apa-apa kan sudah sama2 dewasa... lagian kan kamu sama suamimu... bukan sama orang lain kan he he", ujarnya. "ya gitulah pak Robert... ", kelitku sambil tertawa mencubit pinggangnya yang menghindar geli. "iiih masa sih pak Robert...?", tanyaku saat obrolan pak Robert membahas tentang sperma. "iya katanya... dengan dioles ke wajah...buat masker jadi bikin awet muda...atau di telen waktu ngisep....". ucapnya dengan nada serius. namun sejak tadi aku merasa memekku sudah basah. ku lirik tonjolan selangkangan pak Robert yang terlihat menggelembung. "tapi kamu pernah isep kan punya mas mu ...?!", ujar pak Robert mengejutkan lamunanku. "eehmm.. iya.. pernah... sekali...". jawabku entah apa yang membuatku menjawab begitu polosnya. "loh kok pernah sekali...?", tanyanya dengan menatapku dan membuat wajahku memerah malu. pak Robert memberondongku dengan kalimatnya yang seakan membuatku tak dapat mengelak dari keadaanku yang sebenarnya, pak Robert seakan bisa membaca pikiranku. "mas mu langsung main masukin aja ya ?", tanyanya. "iya pak Robert...", jawabku dengan hati terbuka kepadanya, bahwa itulah kehidupan sex ku, aku merasa kurang terpuaskan dengan kesibukan pekerjaan suamiku yang menyita waktu. "coba deh Ran.. kamu isep dulu... he he he..", ucap pak Robert seraya memberikan petunjuk kepadaku agar lebih baik memberikan pelayanan kepada suamiku hingga sampai tiba di parkiran kantor. sore hari menjelang jam kerja usai aku masih di toilet kantorku dengan rasa nikmat yang kurasakan sambil menahan desahan dan lenguhanku sendiri, sementara tanganku memegang selang semprotan yang kuarahkan ke memekku dengan kedua kaki mengangkang diatas toilet dan air semprotan yang kuarahkan ke memekku dengan kedua kaki mengangkang diatas toilet dan air yang deras menyembur ke arah memekku dengan semprotan air pada daging kecilku yang gatal dan terasa sangat nikmat sekali saat air yang memencar deras ini menyembur dan menerpa di itilku. "uuusshh...", desahku

 sementara satu tangan lagi kucoba untuk mencolok lubang memekku sendiri. "oooh...", lenguhku saat 2 jari tanganku terbenam. namun tiba-tiba HP ku berdering membuatku terkejut dan menghentikan kenikmatan ini. "Ran.. sudah siap ?, saya tunggu di parkiran ya...", terdengar suara pak Robert yang rupanya aku tak sadar sudah jam pulang kantor. "iya pak Robert...", sahutku seraya bergegas merapikan setelan kemeja dan kerudungku. aku menggulung dan melipat celana dalamku yang tak kupakai karena basah untuk mengeringkan dan membersihkan memekku tadi, memasukannya ke tas kecilku dan bergegas keluar menuju area parkir mobil. "maaf pak Robert...", ujarku berbasa basi. "kirain kamu mau lembur...". ucap pak Robert sambil menjalankan mobilnya meninggalkan area parkir. "iih pak Robert... masih dibahas aja...", ujarku saat topik pembiracaannya kembali membahas kehidupan sex ku seperti berangkat tadi pagi hingga aku tak dapat mengelak dan malah menimpalinya dengan menjawab apa adanya sambil tertawa. "eh maaf pak Robert...", ujarku saat terdengar suara dering HPku. "telpon dari suamiku...", ucapku kepadanya dan aku mengangkat teleponku dan aku membuang pandanganku ke sisi kiri jalan, terdengar suara suamiku yang mengabarkan kalo ia pulang agak terlambat sore ini. "ya pah... ", jawabku dengan lembut dan mesra mengakhiri dan menutup telepon ku dan pak Robert dapat menerka isi pembicaraan suamiku tadi dan dengan mimik serius memberi wejangan kepadaku agar tetap melayani suamiku dengan baik namun diujung wejangannya pak Robert mengakhiri dengan kalimat mesumnya yang membuatku tertawa. "iiih pak Robert...", ujarku sambil tanganku kembali mencoba mencubit pinggulnya namun aku hanya tercengang melihat kearah tangannya yang memegang kain merah muda. "ini celana dalam kamu Ran..?, tadi jatuh dari tas kamu...tadi waktu angkat telepon..". ujarnya membuat wajahku memerah malu. "eehh pak Robert....", pekikku melihat nya yang menempelkan celana dalam ku itu dihidungnya dan menghirup dalam-dalam dengan atraktif di hadapanku. aku merebutnya dengan cepat dan kasar dari tangannya dan memasukannya ke dalam tasku. "maaf Rancuma becanda...", ujar pak Robert dan aku hanya diam seribu bahasa dengan rasa malu dengan wajah meemerah padam. hingga aku turun dari mobilnya di depan komplekku tanpa mengucapkan kata-kata ataupun terima kasih kepadanya. aku menmbanting tubuhku di kasur tanpa membuka dan mengganti gaun gamisku bahkan kerudungku hanya tas ku yang berisi CD ku tadi yang ku lempar ke atas meja. walau agak kesal dengan perbuatan pak Robert tadi yang mencium CD ku namun tersirat rasa seksi dan tersanjung bahkan merasa bergairah. aku tersenyum menerawang saat pak Robert mencium CD ku entah apa yang dirasakananya, ah membuat hasratku berdesir aku meraba selangkanganku yang tak terbungkus CD itu. Rok spanku yang aku singsingkan dan terbuka selangkanganku yang polos tercukur bersih dengan belahan bibir memekku yang sudah berlendir sejak tadi. "emmhh...", lenguhku menggigit bibirku, terbayang tonjolan besar di selangkangan pak Robert tadi yang sempat kulirik. "oooooh...", lenguhku lagi dengan jariku yang kucolokkan ke lubang memekku yang sudah banjir oleh lendirku sendiri 2 jari telunjuk dan jari tengah sudah bermain dan mencolok terbenam di dalam lendirku sendiri.

2 jari telunjuk dan jari tengah sudah bermain dan mencolok terbenam di dalam lubang memekku dengan pangkal jari menekan daging kecilku yang terasa gatal, terasa nikmat menjalar di sekujur tubuhku saat itilku semakin kutekan dan kumainkan. kedua buah dadaku dengan puting terasa mengeras ingin diremas, hasratku terbakar dengan cepatnya. terbayang kontol suamiku yang menerobos memekku dengan nikmat, namun sesaat kemudian entah mengapa bayangan tonjolan di selangkangan pak Robert menggantikan bayangan itu di kepalaku dengan hasrat ku yang semakin membara terbakar di sekujur tubuhku. namun tiba-tiba HP ku berbunyi, nafasku tersengal melihat ke arah HPku seraya kubersihkan jariku dari lumuran lendirku. telepon dari pak Robert !, dengan rasa terkejutku dalam hati. "ya pak Robert...", jawabku saat kuangkat HP ku, terdengar suara pak Robert yang meminta maaf kepadaku dan aku pun meminta maaf juga kepadanya, aku menjelaskan kalo aku tidak marah, hanya saja aku merasa malu jelasku panjang lebar dan dengan bijak pak Robert mengerti akan keadaanku. "maaf Ran.. saya kebawa napsu...", ucap pak Robert yang berterus terang merasa napsu sekali melihat CD ku apalagi dengan kecantikanku dan usia mudaku yang baru saja menikah membuatnya terbawa napsu hingga berlebihan hingga tak sopan jelasnya.

"pagi pak...", salamku kepada pak Robert dan aku seperti biasa duduk di sampingnya pak Robert yang mengemudikan mobil. Pagi itu aku menggunakan gamis dengan warna soft dan jilbab senada dan higheels 12cm, jika tak menggunakan sepatu tinggi aku hanya sedada pak Robert. pak Robert menjawab dengan ramah dan bersikap seperti biasa dengan obrolan ringan dan sedikit candaannya yang membuatku tersenyum senyum hingga terasa singkat sudah sampai di kantor. namun terasa ada yang hilang yang kurasakan dari orbolan dan candaan pak Robert, candaan cabulnya yang tak keluar dari mulutnya hingga menjelang siang terus terpikir olehku. ah mungkin karena kejadian tidak enak kemarin, pikirku sambil jariku dengan lincah menekan tombol di HP ku. "pak Robert kok diem aja...". aku mengirim chat-ku kepadanya dan lansung dibalasnya dan kembali aku membalas nya dengan cepat. "ya enggak lah Ran.. cuma kirain kamu masih marah...". balas chat pak Robert, aku membalasnya dengan menjelaskan kalo aku tak marah malah mengiranya dia yang marah karena tak ada candaan cabulnya atau membahas dan menyinggung urusan ranjang rumah tanggaku jelasku sambil memberi emosi icon tertawa. "eh.. bytheway.. kamu pake CD Ran..?". balas pak Robert membuatku tersenyum-senyum sendiri. "iih pak Robert...". balasku. "eh maaf Ran.. jangan marah ya ra, saya cuma penasaran...", balasnya lagi. "gak pake... kok pak...". ketikku namun sebelum aku menekan tombol SEND, aku menghapusnya kembali karena saat ini aku memakai CD. "pake kok pak... pak Robert, pengen aku gak pake..?". ketikku dengan nada menggoda namun aku kembali menghapusnya dengan rasa ragu. "iih pak Robert... pake dong pak...". ketikku dan ku kukirim. "kirain enggak he he he... maaf lagi Ran.. cuma becanda Ran..". balas pak Robert sesaat kemudian. "gpp kok pak Robert... tapi kalo pak Robert pengen aku gak pake... aku lepas deh...". ketikku dan mengirimnya dengan rasa geli dan tersipu-sipu sendiri di mejaku. "serius Ran?!". balas pak Robert dan aku membalasnya dengan "serius". beberapa saat tak ada balasan dari pak Robert yang hanya terlihat tanda chat telah dibacanya bahkan hingga sore menjelang usai jam kerja. "pak Robert kok gak bales chat aku..?", ucapku saat duduk di sampingnya yang mulai mengemudi, membuka pembicaraanku. "chat tadi siang...?". pak Robert balik bertanya dan mejelaskan kalo ia ada miting hingga sore. "kamu serius gak pake CD Ran?" ucapnya perlahan dengan mimik mukanya yang serius dan nyengir

 kamu serius gak pake CD Ran.? , ucapnya perlahan dengan mimik mukanya yang serius dan nyengir sehingga terlihat lucu olehku yang tertawa melihatnya. "ih serius Ran.. saya udah deg2an ngebayanginnya ini...", sergahnya melihatku yang hanya tertawa. "ih serius... ha ha ha...", balasku sambil kembali tergelak tertawa sambil kulirik tonjolan di selangkangannya yang terlihat lebih besar, kulihat pak Robert yang hanya tersipu dengan wajah "mupeng" nya. sesaat aku dan pak Robert terdiam sambil kulirik kembali tonjolan diselangkangannya yang masih terlihat menonjol. "pak Robert mau liat kalo aku gak pake CD...", bisikku dengan dada berdebar dan hasratku yang sudah terbakar di otakku. akal sehatku sudah tersingkir dari kepalaku, sebagai wanita bersuami bahkan aku memakai kerudung seharusnya aku tak pantas untuk mengatakan dan melakukan ini, namun napsu telah menguasai ku. "be bener nih Ran?", ujar pak Robert dengan wajah terkesiap terkejut dan sumringah menoleh dan memandang kearahku, beruntung posisi mobil masih berhenti di depan lampu merah. "ngarep ya pak.... ha ha ha...", tawa ku meledak. pak Robert hanya tersenyu meringis ku tertawakan. kulirik tonjolan selangkangannya yang masih terlihat menonjol. "kirain beneran mau ngasih liat Ran..", ucap pak Robert sambil mengemudi. "emang pak Robert gak percaya... ? he he he", tukasku dan sekali lagi kulirik tonjolan diselangkangannya. "enggak...", jawabnya dengan cepat sambil cengar-cengir cabul namun terlihat dengan mimik wajah yang lucu. aku membuka tas kecil ku dan kuperlihatkan kain putih CD ku yang terlihat rapih di dalamnya. "waaah...", ucap pak Robert terperangah namun mobil sudah sampai di pintu gerbang komplek perumahanku dan aku keluar sambil tertawa memberi salam dan terima kasih kepadanya

 

setelah di rumah aku melepas semua kain ditubuhku dan bertelanjang bulat di dalam kamar mandi, aku tersenyum-senyum di hadapan kaca sambil melihat tubuh telanjangku dengan pikiranku yang terbayang wajah pak Robert yang mupeng dan terlihat lucu mengetahui aku tak memakai CD sore tadi. Kubelai selangkanganku, mungkin suatu saat aku akan memperlihatkannya kepada pak Robert, bisik hatiku dengan birahiku yang membara dikepalaku. "uuuuhhh.... eessshhh....", desahku jariku sudah mengulas-ulas itilku sendiri sementara lubang memekku terasa mengempot-empot seakan ingin ada yang dihisap dan di lumat di dalamnya, ya pengen kontol yang keras menghujam di dalamnya. "eemhhh... pengen kontol....", ucapku lirih menggeliat dengan jariku bergerak cepat mengulas-ulas itilku. "aaaaahhhh...", lenguh panjangku, 2 jari sudah kucolokkan di lubang memekku yang lapar dan ingin dijejal sesuatu, sesuatu yang hangat, keras dan mengaduk-aduk lubang ini dengan nikmatnya hingga aku tak dapat lagi menahan orgasme ku sendiri, aku mengejang nikmat walau dengan tanganku sendiri. usai mandi, aku hanya mengeringkan tubuh telanjangku yang kubiarkan terbuka, melenggang keluar dari kamar mandi. kuambil dasterku dan memakainya untuk menyambut suamiku pulang kerja malam ini. "paaah....", bisikku sambil mengusap dan membelai dadanya yang kekar. kubiarkan dasterku tersingkap agar ia tau kalau aku tak memakai CD atau BH didalamnya, "papah gak pengen...?", bisiku lagi. "gak sekarang sayang.... aku capek banget hari ini...", jawab suamiku dan aku hanya terdiam kecewa berbaring di sampingnya.

Senin pagi hari, aku sudah siap berangkat ke kantor setelah seperti biasa melepas suamiku yang lebih pagi sudah berangkat lebih dulu. aku memandang diriku di hadapan kaca, tersenyum sambil merapihkan kerudungku, ku kenakan baju atasan satin berlengan panjang, dan rok Panjang yang menutup dari pinggang hingga mata kakiku, namun pagi ini ada yang berbeda dan membuatku sedikit gugup karena aku tak memakai BH dan Celana dalamku di balik kemeja dan rokku, yang kulipat dan kubungkus di dalam tasku.

 aku berdiri di gerbang komplek perumahanku menunggu mobil pak Robert menjemputku seperti biasa namun kali ini dengan rasa sedikit risih dan khawatir setiap kali ada lelaki yang melihatku seakan mereka mengetahui aku tak memakai BH dan celana dalam di balik rok dan bajuku. "tega kamu Ran..!", ujar pak Robert usai menjawab salam pagiku dan baru saja aku duduk disampingnya dan mobil baru mulai berjalan. "hah... pak Robert aku salah apa...?", tanyaku dengan mimik penuh tanya menoleh kearahnya dengan wajahnya yang cemberut namun jadi terlihat lucu. pak Robert langsung menjelaskan dengan panjang lebar, kalo ia tak bisa tidur dan membuatnya mupeng ditambah istrinya sedang lampu merah. "haduuuh... Rani. Rani..", eluh pak Robert dengan mimik semakin terlihat lucu membuatku tertawa. "iiih ya ampuun... pak Robert...". ujarku sambil tersenyum-senyum mendengarnya dan terdiam merasa tidak enak kepadanya namun membuat semakin dag dig dug di dadaku karena sejak semalam memang aku sudah berniat untuk memberinya sesuatu yaitu mengijinkannya untuk melihat aku tak memakai celana dalam jika ia meminta pagi ini, ya jika ia meminta karena sebagai perempuan aku tak mungkin tiba-tiba memperlihatkan atau menawarkan kepadanya. aku tersentak dari lamunanku saat tangan pak Robert memegang tanganku, lembut menggenggam dan aku hanya membiarkannya sambil tersipu malu kepadanya. pak Robert mencium tanganku dengan lembut, namun tak lama karena ia harus mengemudikan mobilnya. sementara dadaku berdebar-debar entah apa yang terjadi. sesampainya di kantor, aku bergegas ke toilet. rokku kusingsingkan dan aku jongkok dengan kaki mengangkang "emmhh...", lenguhku seraya membersihkan memekku yang berlendir dan mengeringkannya dengan tisue, kurapihkan pakaianku dan kerudungku dan melenggang keluar dari toilet tanpa BH dan celena dalam yang kupakai dibalik pakaianku hingga seharian aku berkerja "kamu gak pake CD kan Ran.?", tanya pak Robert sore itu sambil cengengesan mengemudi memandang ke depan. "iih pak Robert dibahas lagi...", jawabku dengan darah berdesir dan tersipu malu, "boleh liat gak Ran..?", tanyanya tepat saat mobil berhenti karena lampu merah, pak Robert menoleh kearahku dengan pandangan memohon dan penuh harap kepadaku. "iiih.. pak Robert... nih mau liat CD aku lagi... ada di tas.... eeenggg...nanti malamnya pak Robert gak bisa tidur lagi loh...", ujarku dengan wajah memerah menahan malu. dadaku berdebar karena aku memang ingin mengijinkan ia untuk melihatnya, ya melihat bagian intim dari tubuhku, namun aku tak mau keliatan murahan karena mendahului atau agresif menawarkan diri kepadanya. "ah masa liat CD nya lagi, isinya dong Ran... biar gak penasaran...", sambung nya dengan terus merajuk kepadaku seperti anak kecil yang merengek meminta sesuatu. "ih pak Robert...", ucapku sambil tersenyum kepadanya "boleh ya Ran..?", tanyanya lagi namun aku hanya terdiam, dadaku berdebar-debar, ingin rasanya menjawab "iya boleh", namun aku merasa malu dan murahan hingga aku hanya diam, saat tangannya menyentuh tanganku dengan menggenggam lembut dan aku hanya diam sambil menggigit bibirku sendiri, darahku berdesir saat tangannya tak lagi menggenggam tanganku namun merayap di pahaku walau masih tertutup oleh rok panjang ku, kubiarkan mengelus-elus dengan lembut dan aku masih diam dengan darah semakin berdesir hebat saat tangan pak Robert menarik rokku ke atas, namun lampu hijau sudah menyala dan pak Robert menarik tangannya dari pahaku

"coba naikin rok kamu Ran..", pintanya melihatku tak menolak, sambil mengemudi. aku malu dan bingung entah harus bagaimana, namun yang pasti birahiku sudah terbakar. aku terhenyak saat pak Robert membelokan mobilnya ke pom bensin. mobil terparkir di antara tembok pagar dan sebuah mobil box, beruntung kaca film mobil pak Robert gelap. pak Robert sudah memandangku dengan penuh napsu. "boleh kan Ran..?", tanyanya lagi dan aku hanya mengangguk dan membiarkan tangannya meraih dan menarik rokku dan menyingkapnya. tak lama kedua pahaku sudah terlihat membelalakkan mata pak Robert yang terkesiap kagum melihat kemulusan pahaku. aku masih malu sehingga tanganku menahan rokkku yang semakin keatas. "eemhhh... pak Robert....malu...", ucapku perlahan dengan dada berdebar. "ayolah Ran.. kita sudah sama2 dewasa...", ucapnya dan perlahan kedua tanganku tak lagi menahan rok yang semakin memperlihatkan pangkal selangkanganku hingga nampaklah pangkal selangnganku yang bersih tanpa bulu. "aaah... Ran.. cakep banget... mulus banget", ucap pak Robert memujiku dan aku membiarkan pasrah saat tangannya menjamah belahan memekku yang berwaran pink kecoklatan karena jarang di jamah suamiku "aaaah pak Robert...", lenguhku. "wah kamu udah basah Ran...", ucapnya dengan jarinya yang menyelinap diantara bibir memekku dan menyentuh daging kecilku yang memang sudah gatal sejak tadi. "aaah... pak Robertttyhhh...", lenguhku lagi dengan tubuhku yang menggelinjang dan bahkan aku merentangkan kedua kakiku lebih lebar saat jarinya mengusap daging kecilku. "kacang kamu udah keras Ran..", kata pak Robert memandangku yang mengigit bibirku sendiri sambil menahan rasa geli nikmat oleh jarinya. wajah pak Robert semakin mendekat dan secara reflek aku menyambut bibirnya yang memagut bibirku. "emmhh...", lenguh pak Robert melumat bibirku dan aku membalas lumatannya, kujulurkan lidahku yang dihisapnya. "eemfffhhh...", lenguhku dengan mulut tersumbat saling melumat saat kurasakan jarinya sudah mencolok lubang memekku membuatku semakin menggeliat nikmat, kulumat bibirnya dengan penuh napsu dan pak Robert semakin membalasnya dengan semakin liar. "eemmhh... pak Robert....", lenguhku terengah-engah sesaat bibirnya melepas bibirku. napsuku sudah diubun-ubun kepalaku, kerudungku yang menjulur menutup di depan dadaku kusingsingkan ke belakang pundakku dan kubuka dua kancing kemeja satinku singkapkan dan terlihatlah 2 bongkahan buah dadaku yang tak terbungkus BH polos menggantung terpampang di hadapannya. "wow... Ran kamu gak pake BH juga..?!!...", dan meluncurlah pujian dari mulut pak Robert dan aku hanya tersenyum bangga dengan kedua buah dadaku dengan puting yang masih kemerahan dan sembulan yang besar dan masih kenyal. "eeesshhh...", desahku membiarkan kedua tangannya meremas-remas dan mulutnya mendekat dan sesaat kemudian menghisap dan melumat kedua putingku bergantian. ku peluk kepala pak Robert di dadaku dengan wajahnya yang terbenam di dadaku. ludes sudah kedua putingku dilumatnya dengan penuh napsu membuatku terengah-engah dengan memekku yang semakin berdenyut basah semakin berlendir. "uuh Rani.. kamu seksi banget...", pujinya lagi memandangku namun kedua tangannya dengan cepat membuka sleting celananya dan menjulurkan kontolnya yang sudah mengeras tegak keluar dari celah celananya

"aahhh... kontol.... !, kontol gede... kepala kontolnya gede banget....", ucap ku di dalam hati dengan terkagum-kagum melihat kepala kontol pak Robert seperti jamur mengembang dengan gagahnya. "mau kan ra ngisep..?", pintanya. tanpa menjawab aku merunduk dan tanganku meraihnya. hangat dan keras terasa di tangaku, aroma kontol tercium olehku membuat semakin bergairah untuk melumatnya dengan mulutku. aku membuka mulutku dan memasukannya, ku hisap dan kulumat dengan gemas. kepalaku bergerak mengangguk-angguk naik turun. "ooh Arrraaahhh...", lenguh pak Robert, tangannya membelai kepalaku yang terbungkus kerudung dan satu tangannya lagi masih saja meremas-remas buah dadaku. "emhhfhh...", lenguhku saat pak Robert menegakkan pundakku dan terlepaslah kontolnya dari mulutku yang langsung dipagutnya dengan penuh napsu, kedua tangannya sudah kembali meremas-remas kedua buah dadaku. "pak Roberttthh...?!!!!", pekikku namun aku hanya pasrah menurutinya saat tubuhku kembali terduduk dengan sandaran direbahkannya melandai kebelakang hingga aku berbaring di kursiku. sesaat pak Robert melihat keadaan sekitar mobil yang terasa sepi dan aman. "pak Robert...?!", ucapku melihatnya yang melangkahi parsneling mobilnya dan bersimpuh di depan kursiku tepat di hadapan selangkanganku yang mengangkang lebar. "pak Roberttt...?!!", ucapku lagi dengan rasa malu karena kedua kakiku ditekuknya mengangkang sehingga memekku benar-benar terpampang di hadapan wajahnya. "ooooohhhhhhh....", lenguhku saat pak Robert membenamkan wajahnya di selangkanganku, mulutnya seakan berciuman dengan memekku, lidahnya begitu liar lenjelajahi belahan bibir memekku hingga tak luput daging kecilku yang diusap-usap dan dilumatnya dengan penuh napsu. aku menggeliat menahan kenikmatan ini sambil menahan suara ku agar tak melenguh terlalu keras. tubuhku bergetar nikmat semakin melayang jauh di awan dan semakin nikmat hingga.... "oooh...", eluhku dengan kenikmatan yang terputus begitu saja dan melihat pak Robert yang memandangku dengan menggenggam kontolnya dan aku hanya diam pasrah saat ia membimbing kepala kontol jamur itu tepat di hadapan mulut memekku. kepalaku sudah penuh dengan napsu seakan menghilangkan kesadaranku bahwa aku adalah perempuan yang sudah bersuami dan belum pernah ada yang lelaki yang menjamahku selain suamiku, ditambah lagi aku selalu menutup auratku, ya aku berjilbab dan tak pantas aku membiarkan semua ini terjadi. namun napsu telah mengalahkan kesadaranku. "ooooohh.... paak donnyyyy..", lenguhku menyertai kepala kontol pak Robert yang perlahan mulai terbenam di lubang memekku. perlahan namun pasti semakin jauh kedalam hingga menghilang tertelan di dalam memekku. kulihat hanya bulu kemaluan pak Robert yang menyatu dengan kulit selangkanganku. kontolnya sudah terjejal terasa benar-benar begitu keras mengganjal di dalam liang memekku dengan kepala kontol seperti jamur merekah itu. "oooohhh... pak Roberttth...", lenguhku lagi saat pak Robert mulai mengayunkan pinggulnya yang membuatku menggelinjang nikmat sekali yang kurasakan, kepala jamur itu seakan menggaruk seluruh dinding liang memekku begitu nikmatnya, kenikmatan yang belum pernah kurasakan dengan kepala jamur seperti ini. "ooohhh... oooossshhh...", lenguhku mengiringi setiap enjotan pinggulnya, kubiarkan kedua buah dadaku terbuka dengan bajuku yang tersingkap, mengayun mengikuti hentakan pinggul pak Robert. sesaat pak Robert melihat sekeliling mobil yang rupanya masih aman sehingga ia dengan leluasa menindih tubuhku, bibirmya memagut bibirku sambil tangannya meremas buah dadaku dengan penuh napsu. "pak Roberttt...", erangku dan sesaat kemudian aku mengejang nikmat mencapai orgasmeku. tubuhku menggelinjang dalam dekapannya.

sesaat pak Robert menenangkanku hingga usai orgasmeku pinggulnya kembali bergoyang dengan nikmatnya dan aku hanya bisa melenguh nikmat dengan rasa geli dan linu yang tak bisa ku tahan hingga tak lama beberapa saat kemudian aku kembali mengalami orgasme kedua ku. "pak Roberttt...", ucapku dengan nafas terengah, baru kali ini aku mengalami orgasme dengan waktu yang tak terlalu lama. sungguh luat biasa rasanya kontol ini mengaduk-aduk lubang memekku dan membuatku dengan begitu mudah mengalami orgasmeku. "enak Ran..?", bisik pak Robert dan mengecupku dan kembali pinggulnya bergoyang tanpa merubah posisinya dengan keterbatasan tempat yang sempit di dalam mobilnya. pak Robert kembali menggoyang pinggulnya sambil melihat keadaan sekeliling mobil yang masih sepi dan tertutup di balik mobil box di sampingnya. "uuhg... tetek kamu masih kenyal banget Ran.", pujinya sambil meremas-remasnya dan pinggulnya terus bergoyang. kedua putingku yang masih kemerahan menjadi lebih memerah karena dihisap dan dilumatnya berkali-kali olehnya. namun tubuhku kembali mengejang dengan nikmatnya, sudah 3x aku dibuat pak Robert orgasme dengan cepat, begitu dahsyat kontol jamur ini membuatku melayang, begitu terasa nikmatnya mengganjal sepanjang liang memekku. "enak Ran...", ucap pak Robert tersenyum melihat ku masih terengah mencapai orgasme sudah 3x dan kembali pinggulnya bergoyang dan kontol jamurnya mengaduk-aduk liang memekku. "oooohh... Pak Roberttt...", rintihku melenguh nikmat lagi. "ra, boleh keluarin di dalem gak Ran..?", tanyanya sambil tangannya meremas-remas buah dadaku dan sudah tak ada kesadaranku yang tersisa di kepalaku yang sudah dikuasai napsu kenikmatan ini. "he eh..", ucapku sambil mengangguk menggigit bibirku sendiri menahan geli, ngilu dan nikmat menjadi satu. pak Robert memagut bibir ku dengan pinggul bergoyang semakin nikmatnya. kedua kakiku mengangkang lebih lebar agar ia bisa membenamkan kontol jamurnya lebih dalam dan nikmat. "eemmhhffffhh...", lenguhku tersumbat mulut pak Robert yang melumat bibirku. "kamu mau keluar lagi Ran..?", tanyanya dan aku hanya menganggguk liar semakin melenguh nikmat. "bareng raaa....", geram pak Robert namun kesadaranku seakan melayang mencapai orgasmeku yang ke-4 dan kurasakan semburan hangat di dalam rahimku, semburan sperma pak Robert yang membanjiri seluruh liang memekku. "ooohh... ooh...", nafasku tersengal dan berpelukan dengan erat. pak Robert mengecup pipiku sambil membelai kepalaku yang masih terbungkus kerudungku. tubuh pak Robert terus mengejang dengan pinggul menghentak-hentak dengan sperma yang terus menyembur di dalam memekku hingga tetes dan hentakan pinggulnya semakin mereda. pak Robert mencabut kontolnya dan melelehlah lahar putih spermanya dari lubang memekku begitu banyak dan kental. aku duduk mengangkang sambil memegang tisu dan membersihkan lelehan lahar itu di hadapan pak Robert memandangiku dengan wajah puas. walau tak sampai tuntas aku membersihkannya hingga lebih dalam, kubiarkan spermanya masih tersisa di dalam dan kubiarkan selangkanganku tetap terbuka dengan rok gaun panjangku yang tersingkap memberi pemandangan indah ke pada pak Robert yang memintaku tak menutupnya.

"emhh... napsuin banget Ran..", pujinya dengan mata tertuju pada selangkanganku. sementara aku melihat lendir putih masih membaluri kontol jamurnya yang sudah setengah lunglai. aku tersenyum saat pak Robert memintaku untuk membersihkannya dengan mulutku, dengan suka rela dan senang hati aku mengulum bagaikan menghisap es lilin hingga kontol jamurnya bersih dari lendir putih spermanya. teringat obrolannya tentang sperma yang katanya bisa membuat awet muda atau kulit menjadi kencang membuatku melumat dengan penuh napsu sisa-sisa spermanya hingga bersih kuhisap dari batang kontolnya ini. "masih mulus banget punya kamu Ran.. masih sempit kayak perawan...", pujinya sambil tangannya membelai memekku lagi. "iih pak Robert, kan aku belum punya anak ya masih sempitl lah... lagian aku nikah juga kan baru 1 tahunan lebih...", ujarku.dengan tersipu malu memerkan bagian tubuhku ini kepadanya. "eemhh... pak Robert... geliii...", ucapku sambil pinggulku menggeliat namun kubiarkan jarinya mengusap-usap daging kecilku yang licin dan masih sensitif. kedua kakiku mengangkang lebar saat jarinya menyibak bibir memekku yang masih dibanjiri spermanya yang masih meleleh keluar. "gak apa-apa kan ra kalo .. tadi dikeluarin di dalem...?". ujarnya dan sesaat aku hanya terdiam dan tersenyum-senyum. "enggak apa-apa pak Robert sayang...". ucapku dan aku menyambut kecupan bibirnya dan melumat bibirku dengan lembut. aku memakai celana dalamku dengan sperma pak Robert yang masih meleleh walau sedikit untuk menahan agar tak meleleh di pahaku. kubenahi rokku, kerudung ku namun kubiarkan tangan pak Robert yang sesekali menyelinap masuk ke bajuku untuk menjamah buah dadaku selama perjalanan pulang hingga sampai aku turun di gerbang komplek perumahanku. aku membasahi tubuh telanjangku dengan air, meluruhkan dan menghayutkan busa sabun yang membaluri tubuhku dengan angan dan pikiranku yang melayang pada persetubuhan tadi dengan pak Robert, tak ada rasa sesal yang timbul tapi rasa puas akan kenikmatan yang tak kudapatkan dari suamiku sendiri yang jarang memberiku nafkah batin bahkan dengan pak Robert aku begitu mudahnya mengalami orgasmeku, terbayang kontol jamurnya yang begitu keras mengganjal di lubang memekku dan mengaduk-aduk dengan nikmatnya hingga kurasakan saat ini seperti masih mengganjal kontol jamur pak Robert di dalam liang memekku. baru kali ini aku merasasakan kontol lelaki lain selain suamiku dan membuatku mabuk kepayang dibuatnya. "eeenhh...", lenguhku saat kucolokan jari tengahku di lubang memekku dan memaksa agar sisa sperma pak Robert keluar, aku jongkok dan ku bersihkan dengan air namun ada rasa geli dan nikmat hingga mataku terpejam dan terbayang wajah pak Robert dengan kontol jamurnya. malam belum begitu larut saat aku terengah-engah diatas tubuh suamiku. "oooh... oohh...", lenguhku dengan kedua kaki mengangkang di bawah tubuh suamiku yang menyetubuhiku malam ini. semoga saja ia tak menyadari dan tak merasakan liang memekku yang mungkin lebih melebar dari biasanya karena kontol jamur pak Robert sore tadi mengaduk-aduk liangku ini dan membanjirinya dengan spermanya. "uuughh... sayaaang...!!!", pekik suamiku sambil tubuhnya mengejang memelukku dengan erat, kontolnya menyemburkan spermanya di dalam memekku. jika aku hamil nanti entah benih dari siapa yang menjadi jabang bayi dan aku tak peduli.

 

Keesokan harinya.  "ha ha ha ha...", tawaku dengan rasa geli namun malu disamping pak Robert yang menyetir mobilnya. "kok ketawa..", ujar pak Robert, "ayo coba... gak apa-apa... kan udah sama-sama dewasa...", lanjutnya. "malu ah pak.... lagian aku gak biasa...", jelasku kepadanya. "gak usah malu... kan kamu juga suka kan...", balas pak Robert sambil tetap mengemudi. "emhh.. tapi jangan diketawain...ya pak... hi hi hi...", ujarku sambil tersipu malu. "masa diketawain... malah seksi kok.. ", ujar pak Robert menoleh kearahku, "ayo coba...", lanjutnya. "emmhh.... kontol....", ucapku sambil kulihat pak Robert yang tersenyum membuatku malu menyebutkan kata itu. "tuh seksi banget kan... coba lagi...", ujarnya. "kontol...", ucapku lagi hanya menurutinya dengan malu-malu. "tuh malah bikin napsu dengernya...", ujarnya tangannya mulai menggenggam tanganku. "coba liat Ran.. sebentar aja.. kangen...", pintanya dengan raut sudah mupeng. "iih pak Robert... ", ucapku namun sambil senyum-senyum mendengar kata "kangen"-nya sambil aku menyingsingkan gamisku dan aku memang sudah melepas celana dalamku sejak dikantor tadi sebelum jam kantor selesai atas permintaan pak Robert. gaun gamis sudah tersibak dan aku membuka kedua kakiku mengangkang lebar-lebar memperlihatkan belahan memek kepadanya. "ah cakep banget... mulus banget Ran..", punjinya sambil mengelus-elus pangkal pahaku dan saat tepat mobilnya berhenti karena lampu merah, pak Robert memintaku mengangkang lebih lebar. "aaah... pak...nanti ada yang liat.... ", lenguhku dengan jarinya mencolok lubang memekku membuatku melenguh nikmat. "ah emang masih sempit dan hangat banget memek kamu Ran..", pujinya lagi. "aku suka memek kamu Ran.. mulus kaya bayi..." , pujinya lagi membuatku tersenyum. "aaaaahhhh pak Roberttt geliiii...", lenguhku lagi saat itilku di diusap-usapnya dan aku menggeliat menahan rasa nikmat. "ini udah keras ra itilmu...", ujarnya dan saat lampu hijau menyala aku menutup selangkanganku merapihkan gaun gamisku dan kembali duduk dengan manis di samping pak Robert yang mengemudi. "ra ... tolong dikocokin Ran..", pintanya, aku menoleh dan tanganku bergerak seperti yang dimintanya membuka sleting celananya dan kudapati kontolnya yang menjulur keluar mengeras tanpa celana dalam yang membungkusnya. "iih pak Robert gak pake celana dalam juga...", ucapku tersenyum sambil ku genggam kontol nya yang hangat dan keras dengan kepala jamur nya yang merekah indah terlihat besar. "kontol... kontol gede...", bisik hatiku dengan penuh napsu.

"iya... udah ngaceng Ran...", ujarnya. "kontol ngaceng...", timpalku sambil tersenyum dan pak Robert ikut tersenyum. "nah gitu dong... gak apa-apa... seksi dengernya bikin greng....", jelasnya sambil ku kocok kontolnya. aku tersenyum dan sesaat kemudian aku menyebutnya lagi. "kontol gede... kontol gede ngaceng...", ucapku tersipu dan melihat pak Robert yang tersenyum dan memujiku, tanganku dengan lembut mengocok kontolnya di bawah stir mobilnya yang perlahan melaju. "wah jangan sampe muncrat kemana-mana ini Ran..kamu isep Ran...", pintanya dan tanpa menjawab aku merunduk dan ku hisap kontolnya di mulutku sambil pak Robert terus mengemudi. kepala kontol nya yang besar kulumat dengan bibirku sementara lidahku membelai lubang pipis di kepala kontol itu. "ooh terus Ran..", ucap pak Robert. "pak Robert gak apa-apa nanti kalo crot lagi nyetir ?", tanyaku "gak apa-apa.. terkendali kok...", jawabnya dan aku kembali mengulum kontolnya dengan kepala bergerak naik turun. sesekali satu tangan pak Robert membelai kepalaku yang terbungkus kerudung. atau meremas buah dadaku dengan lembut. "aaah ra nikmat banget sepongan kamu Ran.. terus Ran..", ujarnya hingga akhirnya ia mengejang dan aku menahan spermanya dengan mulutku. sperma hangat itu menyembur dengan deras di dalam mulutku hingga semprotan terakhir dan kontolnya menjulur keluar dari mulutku dengan mulutku yang dipenuhi sperma sambil tanganku mencari-cari tisu. "di telen aja Ran.. buat obat awet muda... ", ujar pak Robert dan entah kenapa aku menurut saja dan aku menelannya glek... "ih pak Robert tega gak ada tisu...", protesku. "kan gak apa-apa ditelen sama kayak kamu minum jamu telur ayam kampung...", jelasnya dengan nafasnya yang kulihat masih terengah sambil mengemudi perlahan di pinggir jalan. "cium Ran..", pintanya lagi dan aku menyambut bibirnya yang melumat bibirku yang masih beraroma spermanya sendiri. "ra kapan kita bisa ML lagi ya Mel..?", tanyanya. "gak tau pak...", jawabku singkat

Comments

Popular posts from this blog

Akhwat Kampus

Istri Seksi Jadi Budak Seks Bossku (PART 2)