Istri Seksi Jadi Budak Boss (PART 4)
Di bandara, Robert menyewa mobil dan menyuruhku menyetir ke hotel. Dia dan Aisah duduk dibelakang. Berciuman dan entah apa lagi yang mereka lakukan, aku tidak bisa melihat dikarenakan gelap.
setelah sampai di hotel, Robert menuju ke resepsionis dan mengambil kunci kamar. Dia menyuruh kami mengikutinya. “mana kunci kamar kami,pak?” tanyaku.
“saya Cuma booking satu kamar. Penghematan. Ingat, ini gara-gara biaya operasi untuk anakmu”
jadi kami segera masuk ke kamar “kita” dengan dua kasur ukuran double. Kulihat tirai jendela kamar masih terbuka dan segera kututup, tetapi Robert membukanya lagi.
“Aisah,” kata Robert. “silakan kalau mau mandi dulu?”
Aisah membuka koper dan mengeluarkan dasternya kemudian menuju ke kamar mandi.
“Jangan ditutup pintunya,” perintah Robert.
Aisah menutup pintunya separuh tetapi dari pantulan cermin dikamar mandi dan di meja kamar kelihatan apa yang dilakukan Aisah di dalam kamar mandi. Ketika dia mulai membuka bajunya satu persatu, berdiri telanjang, dan membungkuk untuk menyalakan air di shower. Kamar mandinya ada bathtub sekaligus shower diatasnya.
Ketika Aisah masuk ke tempat shower dan menutup tirainya, Robert segera menyusul masuk ke kamar mandi. Kulihat dia cepat cepat membuka bajunya dan kudengar keterkejutan Aisah ketika dia lihat Robert ikut masuk ke shower.
Robert membiarkan tirai showernya tetap terbuka ketika dia masuk tadi. Jadi aku bisa melihat apa yang sedang terjadi didalam shower antara bosku dan istriku. Pertama Robert berdiri dibelakang Aisah, meraih kedepan dan menggosokkan sabun ke permukaan payudaranya. Kemudian turun ke memeknya dan menyabuninya sambil menggesek-gesek belahan pantat istriku dengan kontolnya yang sudah berdiri.
Aisah kemudian berbalik dan Robert menyabuni pantatnya dan kakinya. Setelah itu gantian Aisah yang menyabuni seluruh tubuh Robert. Kulihat dia berlama lama menyabuni dan menggosok kontolRobert.
Mereka mulai berciuman lagi. Aku hanya berdiri diluar melihat melalui tirai yang terbuka sambil sesekali mengelus selangkanganku.
Mereka mulai bercumbu dan saling menggerayangi badan masing-masing dibawah siraman shower. Kemudian Aisah berlutut dan memaju mundurkan kepalanya mengulum kontolRobert.
Aisah kemudian berdiri, meletakkan kedua tangannya di dinding persis dibawah kran shower. Robert berdiri dibelakangnya, menusukkan kontolnya, dan menggenjotnya sambil memainkan payudaranya yang membusung.
selanjutnya, Aisah berbalik menghadap Robert dan meletakkan satu kakinya di pinggiran bathtub sehingga memudahkan Robert memasuki memeknya. Robert segera memompa Aisah dan kulihat Aisah ikut mengoyangkan pantatnya. Suara lenguhan Aisah bergema didalam kamar mandi. Tak lama, mereka mencapai orgasme sambil mengerang keras-keras, dan sekali lagi saling menyabuni tubuh masing-masing sampai bersih.
Robert yang pertama keluar dari kamar mandi mengenakan handuk yang dililit dipinggangnya. Dia segera membuka kopernya dan kulihat dia mengeluarkan sesuatu yang kelihatan seperti pakaian dalam berwarna. Dia memilih satu set bh dan celana dalam dan memberikannya ke Aisah.
“ini,” bilangnya. “saya sudah belikan khusus buatmu. Saya tahu ukuranmu waktu saya periksa isi lemari dirumahmu waktu itu.”
Kami melihat Aisah terpaksa memakainya di dalam kamar mandi. Tapi setelah itu dia tidak mau keluar. “itu tirai jendelanya belum ditutup?”
“tidak apa-apa, Aisah sayang,” jawab Robert. Ayo keluar .”
Aisah melangkah keluar dari kamar mandi. Yang menutupi tubuhnya hanya celana dalam berwarna pink dan bh yang transparan. Bhnya menyangga payudara Aisah hingga kelihatan terangkat, tapi cupnya sangat transparan. Areolanya yang hitam bisa terlihat dan belahan dadanya menonjol keatas.
Celana dalamnya sendiri yang model thong dan transparan juga di daerah selangkangan. Setelah kuperhatikan, rambut kemaluan Aisah sudah dipotong pendek dibanding waktu kejadian dirumah apalagi dibanding waktu peristiwa di kantor, dimana waktu itu masih alami. Thongnya pun mini sekali, hanya berbentuk segitiga kecil sehingga rambut kemaluan Aisah sesekali menyembul keluar.
Aku terkesima sedangkan Robert bersemangat, “astaga, kamu seksi sekali!” Aisah hanya berdiri diam, tangan disamping dan kepalanya menunduk.
“saya mau sisiran dulu?” tanya Aisah.
“Silahkan. Nyisir di kaca depan jendela saja.” Memang ada kaca persis di pojokan dekat jendela. Kelihatannya Robert menginginkan istriku memamerkan tubuhnya.
Aku memandang keluar jendela. Hotel itu sendiri berbentuk L sehingga aku juga bisa melihat kamar-kamar lain diluar. Banyak kamar-kamar yang gelap, kemungkinan kosong berarti keberuntungan istriku tetapi ada beberapa yang lampunya menyala. Tetapi kulihat tidak jauh tepat searah kamar kami ada bangunan kondo tersendiri. Aku bisa melihat ada beberapa orang disana, dan kalau aku bisa melihat mereka berarti mereka juga bisa melihat kami.
Sementara Aisah mengeringkan rambut dan menyisir rambutnya, Robert menghubungi room service dan memesan makanan.
Kuperhatikan istriku. Bongkahan pantatnya kelihatan sekal, apalagi hanya memakai thong, itupun bagian belakang yang hanya berupa tali kecil menyelinap di belahan pantat istriku semakin menonjolkan pantatnya. Keperhatikan ada beberapa pria yang mulai melirik-lirik kekamar kami. Ada yang masuk kekamar dan memadamkan lampu kamarnya tetapi kulihat mengintip dari balik tirai kamarnya. Setelah Robert selesai memesan makanan, dia duduk santai diranjang dan memerintahkan Aisah menyisir menghadap ke jendela. Kemudian berbalik untuk mempertontonkan pantatnya yang hampir telanjang.
Kemudian terdengar ketukan di pintu. “buka pintunya, Aisah,” perintah Robert. “pasti room service. Suruh masuk dan sambut dia.”
Aisah bergerak menuju pintu dan mengintip sedikit. Seorang pria yang masih muda berdiri didepan pintu. “Room Service,” katanya sambil membawa kereta dorong berisi makanan.
Aisah, seperti diperintahkan kemudian membuka pintu lebar-lebar dan berdiri tepat di pintu tidak berusaha menyembunyikan tubuhnya. Kulihat mata pria tersebut melotot melihat tubuh Aisah yang hampir telanjang hanya mengenakan bh dan celana dalam pink yang transparan. Aisah mempersilakan masuk, dan pria tersebut memanfaatkan waktunya dengan berlambat-lambat meletakkan makanan di meja. Aisah menempatkan diri tepat disampingnya menjadikan tubuhnya jadi santapan mata pria tersebut. Kulihat putingnya mengeras dan kelihatan menonjol di bhnya yang tipis dan dia sesekali membenarkan posisi thongnya yang melorot yang membuat rambut kemaluannya menyembul dari atas. Robert pun ikut berlama-lama memberi tip ke room boy tersebut.
setelah room boy keluar, kami mulai makan dengan Aisah tetap hanya memakai “penutup tubuh” tersebut. Ketika kami selesai makan, Robert menyuruhku menaruh piring kotor di luar kamar . ketika itu, Kulihat semakin banyak yang memerhatikan kamar kami.
“Aisah,” bilang Robert, “Kamu kelihatannya jadi perhatian orang-orang disana, yang lagi ada acara. Kami melihat lewat jendela dan memang sedang ada acara dibangunan kondo sana, pria dan wanita melihat kearah kami, kuyakin mereka memandangi Aisah yang hanya memakai bh dan cd.
“Sekalian kasih lihat mereka” kata Robert. “Jangan tanggung-tanggung. Buka bhnya.”
Aisah menatapku dan kelihatan ragu-ragu. Di pikiranku ku ulang-ulang kata-kata mujarab “Ini demi Kiki.”
Aisah pasti berpikiran sama, karena dia kemudian melihat ke kaca lagi dan menurunkan tali bhnya. Kemudian dia membuka pengait bhnya yang terletak didepan, melepas bhnya dan menjatuhkannya dilantai membuat payudaranya bebas menggantung.
“Sambil digoyang-goyang sedikit,” perintah Robert. Aisah menggoyangkan dadanya dan payudaranya terguncang-guncang kesana kemari. Ketika Robert berkata, “Sekarang hadap ke jendela ,”Aisah bergeser menghadap jendela sambil tetap mengguncang payudaranya. Aku tidak tahu berapa orang yang melihat istriku telanjang dada, tapi kelihatan banyak yang menunjuk-nunjuk ke arah kamar kami.
“Sekarang celana dalamnya,”kata Robert. Aisah berbalik menghadap kami dan mulai menurunkan thongnya. Tubuhnya kelihatan seksi ketika dia membungkuk untuk mengambil celana dalamnya dan melemparnya kesamping.
“Goyang pantatmu,” perintah Robert. Aisah menggoyangkan pantatnya mempertontonkan kepada orang-orang di bangunan seberang, kemudian kearah aku dan Robert. Bongkahan pantat dan payudaranya terguncang2 kesana kemari.
“Lihat ke kaca, dan pegang payudaramu,” kata Robert. Aisah menghadap kaca dan dengan kedua tangannya memegang dan mengangkat kedua payudaranya yang besar.
“Jilat putingnya.” Aku tidak yakin banyak wanita yang payudaranya cukup besar sehingga bisa mengangkat putingnya menyentuh bibir, tapi ternyata Aisah bisa,Walaupun aku belum pernah melihat dia melakukannya sebelumnya. Sekarang dia menurunkan bibirnya dan mengangkat payudara kanannya sehingga lidahnya bisa menjilati areola dan putingnya.
“Ooh, sexy!” bilang Robert. “Sekarang gantian hisap puting kirinya.” Aisah melakukan apa yang diperintah dan memasukkan seluruh putingnya kedalam mulut. “Hisap keras-keras”
Aisah bergantian menghisap putingnya sementara aku, Robert, dan orang-orang entah dikamar atau banguna lain menontonnya.
Setelah dirasa cukup, Robert menyuruh Aisah mematikan lampu kamar. Tetapi lampu luar dan lampu kamar mandi masih menyala. Aku duduk di kasur yang dekat pintu dan Robert yang dekat jendela. “Ayo kesini, Aisah,”kata Robert. Robert membuka handuknya dan berbaring dikasur. Kulihat kontolRobert sudah tegak berdiri.
Istriku yang telanjang segera naik ke kasur sesuai perintah bosku. Aisah ikut berbaring dan mengocok kontolRobert sambil mereka bercumbu dan Robert memainkan payudara Aisah.
Aku juga ikut berbaring kemudian berselimut. Aku dikasur sendiri sementara didekatku istriku dan bosku seranjang. Tetapi kurasakan kontolku juga tegang kemudian kulepas semua pakaianku dibawah selimut.
Aisah bergerak turun dan menghisap kontolRobert . suara sruputannya terdengar jelas didalam kamar. Kemudian Robert menyuruh Aisah berbaring. Robert berpindah ke selangkangan Aisah dan mulai menjilati memekAisah. Kulihat tubuuh Aisah mulai menggelinjang membuat payudaranya berguncang-guncang. Diluar kullihat orang-orang di acara melihatnya dan banyak pergerakan di kamar-kamar yang sengaja digelapkan. Bahkan beberapa orang yang lewat terang-terangan mengintip jendela kamar kami.
Robert kemudian naik ketubuh Aisah dan memasukkan kontolnya ke memekAisah. Aisah ikut aktif melingkarkan kakinya disekeliling tubuh Robert dan mmeluk Robert. Robert menggenjot Aisah pelan-pelan, memutar pinggulnya, membuat Aisah mendesah-desah kenakan.
Aku tak tahan melihat persetubuhan itu dan mendengar desahan istriku. Kupegang kontolku dan mulai mengocoknya dibawah selimut. Kucoba agar tidak kentara.
Robert mulai mengenjot semakin cepat. Kudengar suara selangkangan mereka beradu. Aisah memeluk Robert semakin erat dan mulai mengerang “Uhh! “Huhh!”
Persetubuhan itu semakin liar.Kulihat tubuh Robert dan Aisah memantul naik turun diatas kasur yang empuk, bahkan kasurnya pun ikut bergoyang.
Aisah kelihatan mulai menuju puncak kenikmatan. Kepalanya mengeleng kekanan kekiri, badannya berkelojotan. Tangannya meremas seprai kencang-kencang. Mereka tidak peduli aku ada disana melihat mereka dan memainkan kontolku sendiri.
Aisah mengerang dan mendesah. “OOHHHHH! aww!”
Robert memompa istriku dengan cepat, memasukkan kontolnya dengan kasar ke dalam memek istriku. “Slap slap slap slap!”
Aisah tidak bisa menahan kenikmatan itu dan menjerit lirih. “UHHHHGGGH! OOOOHHHHHH!”
Aku pun tidak tahan dan keluar . kontolku mengeluarkan semprotan demi semprotan ke seprai.
Kemudian Robert pun keluar dan menjatuhkan badannya diatas Aisah. kudengar nafas mereka memburu.
Aku segera kembali berbaring pura-pura tidur. Robert melepaskan tubuhnya dari Aisah dan berbaring disebelahnya. Jelas sekali dia berkuasa atas istriku.
Robert kemudian berdiri menutup tirai dan kembali kekasur. Kulihat mereka berdua tidur berpelukan. Aku merasa lelah baik secara fisik maupun mental. Akupun tertidur sendirian.
aku terbangun mendengar suara berisik. Hari masih gelap. Kulihat kasur disebelahku dan dikeremangan dengan cahaya dari kamar mandi kulihat tubuh Aisah diatas tubuh Robert. Aisah menaiki Robert dan mereka kembali bersetubuh. Sekarang kelihatan Aisah yang lebih aktif, sambil mencondongkan tubuhnya kedepan bertumpu pada kedua kedua tangannya, Aisah menaik turunkan pinggulnya dan menggoyangnya. Dengan badannya yang condong kedepan payudaranya tepat menggantung di wajah Robert. Robert menaikkan tubuhnya sedikit dan melumat kedua payudara tersebut.
Aku memainkan kontolku yang ikut mengeras lagi. Kudengar setiap erangan dan rintihan membayangkan apa yang mereka berdua rasakan. Kemudian tak lama Aisah orgasme lagi, Robert menyusul dan aku pun keluar. Aku pun tertidur lagi.
Kira-kira satu jam kemudian, aku bangun. Kulihat Aisah bertumpu di kedua tangan dan kakinya dan Robert menggenjotnya dari belakang. Aisah tidak pernah mau bercinta denganku dalam gaya doggy style. Tapi sekarang dengan perannya sebagai budak seks yang dikuasai tuannya dia terpaksa melakukannya. “Tuannya” menyetubuhinya sambil menampar-nampar pantatnya. Bongkahan pantatnya terguncang-guncang dan payudaranya yang menggantung bergoyang-goyang. Kepalanya menunduk dan rambutnya terurai menutupi sebagian wajahnya. Kulihat dia mendesah tetapi juga sambil menangis. Aku tidak bisa menebak apa yang dirasakannya. Aisah kudengar mengerang, mendesah tetapi sesekali kudengar isakannya. Tetapi tak lama Aisah mengejan, mendesah, dan orgasme. Kemudian Robert orgasme.
Aku “keluar”.

Comments
Post a Comment