TUKANG BANGUNAN

 POV PUSPA


Setelah pernikahan menginjak usia 1 tahun, suami saya membeli sebuah rumah diperumahan menengah atas. Sebagai fasilitas. Komplek tempat tinggal saya ternyata masih kosong, bahkan di blok tempat saya tinggal, baru ada rumah kami dan sebuah rumah lagi yang dihuni, itu pun cukup jauh letaknya dari rumah kami.

Karena rumah kami masih bawaan kontraktor jadi ada beberpa tambahan yg kami sesuaikan seperti dapur bersih dan kamar mandi tambahan untuk tamu, kebetulan ada seorang tukang bangunan pengembang yang menawarkan jasanya. Karena kami memang butuh dan rumah masih kosong blm banyak prabitan kami mempercayai mereka mengerjakan renovasi tanpa harus kami tunggui, suami tetap berangkat ke kantor sedangkan saya tetap kerja sesuai shift.

Sampai suatu hari, saya sedang libur dan suami saya tetap ke kantor. Pagi itu setelah mengantar Bang Robert sampai ke depan gerbang, saya pun masuk ke rumah. Sebenarnya perasaan saya sedikit tidak enak di rumah sendirian karena lingkungan kami yang sepi. Sampai ketika beberapa saat kemudian Pak Jarwo dan dua orang temannya datang untuk meneruskan kerjanya. Dia tampak cukup terkejut melihat saya ada di rumah, karena saya tidak bilang sebelumnya bahwa saya libur.

“Eh, kok Mbak Puspa nggak berangkat kerja..?”

“Iya nih Pak Jarwo, lagi libur..” jawab saya sambil membukakan pintu rumah.

“Kalo gitu saya mau nerusin kerja di belakang Mbak..” katanya.

“Oh, silahkan..!” kata saya.

Tidak lama kemudian mereka masuk ke belakang, dan saya mengambil sebuah majalah untuk membaca di kamar tidur saya. Namun ketika baru saja saya mau menuju tempat tidur, saya lihat melalui jendela kamar Pak Jarwo sedang mengganti pakaiannya dengan pakaian kotor yang biasa dikenakan saat bekerja. Dan alangkah terkejutnya saya menyaksikan bagaimana Pak Jarwo tidak menggunakan pakaian dalam. Sehingga saya dapat melihat dengan jelas otot tubuhnya yang bagus dan yang paling penting kontolnya yang sangat besar jika dibandingkan milik suami saya.

Saya seketika terkesima sampai tidak sadar kalau Pak Jarwo juga memandang saya.

“Eh, ada apa Mbak..?” katanya sambil menatap ke arah saya yang masih dalam keadaan telanjang dan saya lihat kontol itu mengacung ke atas sehing terlihat lebih besar lagi.

Saya terkejut dan malu sehingga cepat-cepat menutup jendela sambil nafas jadi terengah-engah. Seketika diri saya diliputi perasaan aneh, belum pernah saya melihat laki-laki telanjang sebelumnya selain suami, bahkan jika sedang berhubungan sex dengan suami saya, suami masih menutupi tubuh kami dengan selimut, sehingga tidak terlihat seluruhnya tubuh kami.

Saya mencoba mengalihkan persaan saya dengan membaca, tetapi tetap saja tidak dapat hilang. Akhirnya saya putuskan untuk mandi dengan air dingin. Cepat-cepat saya masuk ke kamar mandi dan mandi. Setelah selesai, saya baru sadar saya tidak membawa handuk karena tadi terburu-buru, sedangkan pakaian yang saya kenakan sudah saya basahi dan penuh sabun karena saya rendam. Saya bingung, namun akhirnya saya putuskan untuk mandi dengan air dingin. Cepat-cepat saya masuk ke kamar mandi dan mandi. Setelah selesai, saya baru sadar saya tidak membawa handuk karena tadi terburu-buru, sedangkan pakaian yang saya kenakan sudah saya basahi dan penuh sabun karena saya rendam. Saya bingung, namun akhirnya saya putuskan untuk berlari saja ke kamar tidur, toh jaraknya dekat dan para tukang bangunan ada di halaman belakang dan pintunya tertutup. Saya yakin mereka tidak akan melihat, dan saya pun mulai berlari ke arah kamar saya yang pintunya terbuka.

Namun baru saya akan masuk ke kamar, tubuh saya menabrak sesuatu hingga terjatuh. Dan alangkah terkejutnya, ternyata yang saya tabrak itu adalah Pak Jarwo.

“Maaf Mbak.., tadi saya cari Mbak Puspa tapi Mbak Puspa nggak ada di kamar. Baru saya mau keluar, eh Mbak Puspa nabrak saya..” katanya dengan santai seolah tidak melihat kalau saya sedang telanjang bulat.

Perlu diketahui, saya memiliki kulit yang sangat putih mulus dan walau tidak terlalu tinggi bahkan sedikit mungil (155 cm), namun tubuh saya sangat proposional dengan dua buah payudara berukuran 34C yang sedikit kebesaran dibandingkan ukuran tubuh saya.

Saya begitu malu berusah bangkit sambil mentupi dada dan bagian bawah saya.

Namun Pak Jarwo segera menangkap tangan saya dan berkata, “Nggak usah malu Mbak.., tadi Mbak juga udah ngeliat punya saya, saya nggak malu kok..”

“Jangan Pak..!” kata saya, namun Pak Jarwo malah mengangkat saya ke arah halaman belakang menuju dua orang temannya.

Saya berusaha memberontak dan berteriak, tapi Pak Jarwo dengan santainya malah berkata, “Tenang aja Mbak.., di sini sepi. Suara teriakan Mbak nggak bakal ada yang denger..”

Melihat tubuh telanjang saya, kedua teman Pak Jarwo segera bersorak kegirangan.

“Wah, bagus betul ni tetek..” kata yang satu sambil membetot dan meremas payudara saya sekeras-kerasnya.”Tolong jangan perkosa saya, saya nggak bakalan lapor siapa-siapa..” kata saya.

“Tenang aja deh kamu nikmati aja..” kata teman Pak Jarwo yang badannya sedikit gendut sambil tangannya meraba bulu kemaluan saya, sedang Pak Jarwo masih memegang kedua tangan saya dengan kencang.

Tidak berapa lama kemudian saya lihat ketiganya mulai melepas pakaian mereka. Saya melihat tubuh-tubuh mereka yang mengkilat karena keringat dan kontol mereka yang mengacung karena nafsunya. Dengan cepat mereka membaringkan tubuh saya di atas pasir. Kemudian Pak Jarwo mulai menjilati kemaluan saya.

“Wah.., memeknya wangi loh..” katanya.

Saya segera berontak, namun kedua teman Pak Jarwo segera memegangi kedua tangan dan kaki saya. Yang botak memegang kaki, sedangkan yang gendut memegang kedua tangan saya sambil menghisap puting susu saya. Tidak berapa lama kemudian Pak Jarwo mulai mengarahkan kontolnya yang besar ke lubang kemaluan saya. Dan ternyata, yang tidak saya duga sebelumnya, rasanya ternyata sangat nikmat. Benar-benar berbeda dengan suami saya. Namun karena malu, saya terus berontak sampai Pak Jarwo mulai mengoyangkan kontolnya dengan gerakan yang kasar, tapi entah kenapa saya justru merasa kenikmatan yang luar biasa, sehingga tanpa sadar saya berhenti berontak dan mulai mengikuti irama goyangnya.

Melihat itu kedua teman Pak Jarwo tertawa dan mengendurkan pegangannya. Mendengar tawa mereka, saya sadar namun mau memberontak lagi saya merasa tanggung, sehingga yang terjadi adalah saya terlihat seperti sedang berpura-pura mau berontak namun walau dilepaskan saya tetap tidak berusaha melepaskan diri dari Pak Jarwo.

Tidak lama kemudian Pak Jarwo membalikkan tubuh saya dalam posisi doggie tanpa melepaskan miliknya dari kemaluan saya. Melihat itu, tanpa dikomando si gendut langsung memasukkan kontolnya ke mulut saya. Saya berusaha berontak, namun si gendut menjambak saya dengan keras, sehingga saya menurutinya. Saya benar-benar mengalami sensasi yang luar biasa, sehingga beberapa saat kemudian saya mengalami orgasme yang luar biasa yang belum pernah saya alami sebelumnya. Tubuh saya menjadi lemas dan jatuh tertelungkup. Namun tampaknya Pak Jarwo belum selesai, sehingga genjotannya dipercepat sampai kemudian dia mencapai kelimaks dan memuntahkan pejuhnya ke dalam rahim saya.

Begitu Pak Jarwo mencabutnya, si botak langsung memasukkan kemaluannya ke dalam milik saya tanpa memberi waktu untuk istirahat. Tidak lama kemudian si gendut mencapai kelimaks, dia menekan kemaluannya ke dalam mulut saya dan tanpa aba- aba, langsung menembakkan pejuhnya ke dalam mulut saya. Banyak sekali pejuhnya yang saya rasakan di mulut saya, namun ketika saya hendak membuang pejuh itu, Pak Jarwo yang saya lihat sedang duduk beristirahat berkata.

“Jangan dibuang dulu, cepet kamu kumur-kumur pejuh itu yang lama.. pasti nikmat.. ha.. ha.. ha..”

Dan seperti seekor kerbau yang bodoh, saya menurutinya berkumur dengan seperma itu.

Sementara si botak terus mengocok kontolnya di dalam kemaluan saya, saya melihat Pak Jarwo masuk ke dalam rumah saya dan keluar kembali dengan membawa sebuah terong besar yang saya beli tadi pagi untuk saya masak serta sebuah kalung mutiara imitasi milik saya. Tidak berapa lama kemudian si botak mencapai kelimaks dan saya pun terjatuh lemas di atas pasir tersebut. Melihat temannya sudah selesai, Pak Jarwo menghampiri saya sambil memaksa saya kembali ke posisi merangkak.

“Sambil menunggu tenaga kita kembali pulih, mari kita lihat hiburan ini..” katanya sambil memasukkan terong ungu yang sangat besar itu ke dalam memek saya.

Tentu saja saya terkejut dan berusaha memberontak, tetapi kedua temannya segera memegangi saya.

Dan tidak lama kemudian, “Bless..!” terong itu masuk 3/4-nya ke dalam memek saya.

Rasa sakitnya benar-benar luar biasa, sehingga saya menggoyang-goyangkan pantat saya ke kiri dan kanan.

“Lihat anjing ini.. ekornya aneh.. ha.. ha.. ha..” kata si botak.

“Sekarang kamu merangkak keliling halaman belakang ini, ayo cepat..!” kata si gendut.

Dengan perlahan saya merangkak, dan ternyata rasanya benar-benar nikmat.

Karena rasa geli-geli nikmat itu, sedikit-sedikit saya berhenti, tetapi setiap saya berhenti dengan segera mereka mencambuk pantat saya. Tidak berapa lama saya mencapai kelimaks, melihat itu mereka tertawa. Pak Jarwo kemudian menghampiri saya, lalu mulai memasukkan kalung mutiara imitasi yang sebesar kelereng tadi satu persatu ke dalam lubang anus saya.

Saya kembali menjerit, tetapi dengan tenang dia berkata, “Tahan dikit ya.., nanti enak kok..!”

Sampai akhirnya, kemudian kalung itu tinggal seperempatnya yang terlihat, lalu sambil menggenggam sisa kalung tersebut dia berkata.

“Sekarang kamu maju pelan-pelan..”

Dan ketika saya bergerak, kembali kalung itu tercabut pelan-pelan dari anus saya sampai habis. Begitulah mereka mempermainkan saya sampai kemudian mereka siap memperkosa saya lagi berulang-ulang sampai sore hari, dan anehnya setiap mereka kelimaks saya pun turut orgasme dengan arti saya menikmati diperkosa.

Dan anehnya lagi, malam harinya ketika suami saya pulang, saya sama sekali tidak melaporkan kejadian tersebut kepadanya, sehingga pemerkosaan tersebut terus terjadi berulang-ulang setiap saya sedang tidak kerja. Dan setiap memperkosa, mereka selalu menyelingi dengan mengerjai saya dengan cara yang aneh-aneh, dan itu berlangsung sampai dapur saya selesai dibangun.

POV ROBERT

kejadian ini terjadi sebelum kami memiliki anak. Kami belum dikaruniai anak. Ini dikarenakan aku tidak mencoba. Karena aku terlalu sibuk kerja dan mengurus bisnis kecilku sehingga tidak ada waktu untuk istri. Aku ingin membuktikan kepada keluarganya, yang kebetulan lebih mapan dari keluargaku, bahwa aku mampu menghidupi istriku. dan setelah beberapa bulan setelah pindah istriku resign dan fokus ngurus rumah.

Kenakalan istriku dimulai sekitar 4 bulan lalu. Kami baru saja pindah rumah, tadinya kami tinggal bersama orang tuaku. Rumah baruku berada di komplek yang baru, sehingga belum banyak rumah yang terbangun. Di gang kami hanya ada 5 rumah jadi dan 2 rumah sedang dibangun, dan untuk rumahku sendiri jg butuh renovasi. Pada suatu hari setelah rumah kami selesai renov, ketika sore sore kami melintas di depan salah satu rumah yang sedang dibangun, aku melihat seorang tukang bangunannya sedang membersihkan dirinya dalam keadaan telanjang bulat. Aku melihat ke arah istriku yang ternyata juga melihat kejadian tersebut. ya aku tau dia pak jarwo mantan tukangku.

"hey jangan dilihatin aja entar nafsu lagi" candaku.

Istriku hanya tersipu malu. Aku tak terpikir istriku terangsang melihat hal seperti itu. Karena pertama, istriku tidak terlalu menikmati hubungan seks. Jadi dia bukan "sex oriented". Kedua, yang dilihat itu kan tukang yang kasarnya adalah kuli bangunan, masa iya dia terangsang pikirku.

Sekitar 1 bulan setelah kejadian diatas, aku pulang cepat dari kantor karena kurang enak badan. Selama tinggal di rumah baru aku belum pernah pulang lebih cepat dari jam 10 malam. Seringnya aku pulang saat istri sudah tidur. Hari itu aku jam 5 sore sudah sampai di rumah. Ketika aku tiba, kutanya ke ARTku kemana istriku.

"ibu jalan jalan sore pak" kata ARTku

"jalan sore? Emangnya dia sering jalan sore mbak?" tanyaku

"tiap hari pak" jawab ARTku

Aku bingung, kenapa tidak pernah cerita ke aku. Terus aku berjalan keluar pagar, ku lihat kiri dan kanan, tidak ada penampakan istriku sama sekali. Kemudian aku berjalan ke arah ujung gang melewati rumah yang baru dibangun tersebut. Saat melintas di depannya aku agak sedikit heran, biasanya tukang tukangnya kalau malam pada ngumpul di depan. Tetapi hari ini tidak terlihat satupun. Aku terus berjalan ke arah ujung gang, sampai disana aku menoleh kiri kanan, juga tidak terlihat penampakan istriku. Yah sudah pikirku, entar juga balik. Aku kembali menuju rumah. Sesampai di depan rumah yang baru dibangun tersebut, samar samar aku mendengar suara tawa. Entah mengapa aku penasaran, sehingga aku melangkah masuk ke arah rumah tersebut. Kulihat pintu kayu utama tertutup rapat, sedangkan pintu samping yang berada di dalam garasi terbuka. Jadi aku menuju ke pintu itu perlahan lahan. Makin dekat ke pintu makin jelas suaranya. Terdengar seperti ada suara perempuan. Ketika aku berhenti pas disamping pintu dan menguping, jelas terdengar itu adalah suara istriku.

"kontol Pak Jarwo gede banget sih, aku selalu sakit kalo abis dientot Pak Jarwo. Pelan pelan masukinnya pak, kan kalo lecet kasian temen temennya nanti ngak ngerasain aku hari ini." kata istriku manja.

"ini mah memeknya mbak puspa aja yang peret, jarang dipake suami sih" kata si Jarwo

Terus terdengarlah suara desahan istriku antara menahan sakit atau menikmati.

Aku mencoba bersabar dulu, aku berjongkok dan mengintip ke dalam pelan pelan. Alangkah kagetnya aku melihat adegan mesum istriku dengan si Jarwo dan yang membuat ku lebih kaget lagi ternyata tidak hanya satu tukang tetapi ada 6 tukang. Di dalam terdapat sebuah matras tipis, istriku nungging di atasnya. Jarwo menyodoknya dari belakang "doggie style". Jarwo mungkin berumur sekitar 50 an, hitam berotot dan memiliki wajah yang sangar, mirip bandit bekas tukang yg renovasi rumahku. Kemaluannya memang terlihat sangat besar dan hitam. sangat kontras dengan istriku yang putih bersih. Di sekeliling istriku terdapat 3 tukang yang sibuk mengelus elus tubuh istriku dan memainkan buah dadanya. Yang dua orang lagi sibuk coli sambil menonton.

"pak wawan sini kontolnya aku sepongin" minta istriku sambil terengah engah disodok oleh Jarwo.

Tanpa ragu wawan langsung menyodorkan kontolnya dan langsung dilahap buas oleh istriku. Padahal biasanya istriku tidak suka oral seks. Wawan kelihatan seperti masih 30 an, agak kurus tapi tinggi, cukup berotot, rambut panjang, kulit hitam dan tampang tidak terlalu jelek. Kemaluannya tidak sebesar Jarwo tapi cukup panjang.

"sepongannya mbak puspa mantab" kata wawan sambil mendesah menikmati

Tidak lebih dari 5 menit wawan terlihat kelojotan kegelian.

"ah neng bapak keluar ah ah" teriak wawan sambil kedua tangannya memegang erat kepala istriku seolah olah ia berusaha agar tidak ada pejuhnya yang menetes keluar. Gilanya istriku tidak terlihat menolak, malah waktu si wawan mencabut kontolnya, kepala kontolnya tersebut dijilat jilat sampe bersih oleh istriku.

"pak wawan pejunya enak deh" kata istriku manja

Sampai disini aku heran juga terhadap diriku. Aku bukannya marah malah terangsang untuk nonton terus. Sepertinya aku malah menikmati kejadian ini. Kemudian Jarwo minta berganti gaya, ia terbaring telentang dan istriku menungganginya.

"ayo siapa lagi yang mau disepongin, mulutku nganggur nih" kata istriku

"giliran gw yah" kata seseorang

"ayo sini pak supri" kata istriku

Supri berperawakan agak pendek gemuk. Umur mungkin hampir 40, kulit hitam, rambut cepak. Kemaluannya tidak terlalu panjang tapi tebal.

"pri elu jangan kaya si wawan lu, masa baru disepong gitu aja dah ngak kuat" ledek Jarwo.

"tenang pak, pokoknya kalo belom ngentotin mbak puspa ane belum mau keluar" sahut supri

"iya dong pak aku kan pengennya dientot kontol banyak" kata istriku

Tak lama kemudian Jarwo terlihat klejotan

"ah neng bapak keluarrr ah mbak ah ah" teriak Jarwo

"pak ah nikmaaat ah ah ah" teriak istriku yang ternyata juga orgasme berbarengan

Istriku kemudian berdiri dan terlihat pejuhnya Jarwo menetes ke arah paha dan selangkangan istriku basah dengan pejuh.

"sekarang pak supri yah yang entot aku" kata istriku

Kemudian istri kembali mengambil posisi nungging, meminta supri sodok dari belakang

"Mas lukman sini aku sepongin" pinta istriku

"dia aja dulu nih neng, anak baru. Si Deni kan belum pernah ngerasain mbak puspa" kata lukman

"ini mah masih perjaka kali yah?" canda istriku

Deni tersipu malu. Memang Deni terlihat masih sangat muda, kayaknya masih belasan. Tapi kalau soal ukuran kemaluan tidak malu maluin.

"tahan yah jangan cepet cepet keluar" kata istriku

Mulailah istriku menghisap dan mengulum kemaluan si Deni. Sedangkan supri tetap sibuk menyodok dari belakang.

Tidak bertahan lama si Deni teriak teriak keenakan dan muncratlah pejuhnya ke dalam mulut istriku.

"gila banyak bangat sih nih peju, memang bener nih masih perjaka" ledek istriku

Deni hanya tersipu malu. Lalu berselang semenit supri pun keluar

"ah neng enaknya nih memek ah ah" teriak Deni

Setelah memuaskan empat tukang istriku tetap terlihat semangat. Kemudian ia berbaring terlentang dengan keadaan ngengkang, memeknya penuh pejuh dan mulutnya juga belepotan pejuh.

"Mas lukman gagahin aku dari atas yah" minta istriku

Kemudian tanpa ragu lukman langsung menerkam dan menindih istriku. Lukman berbadan tegap berotot dan penuh tato, dengan kemaluan cukup besar. Ia mulai mengatur ritme. Perlahan lahan kemudian dipercepat genjotannya. Terdengar suara terengah engah dari keduanya. Dari tampangnya istriku tampak sangat menikmatinya. Lukman pun demikian tanpa henti ia mengenjot istriku. Tak lama kemudian hampir berbarengan mereka mencapai puncak.

"mbak puspa bener bener nikmat" kata lukman

"ah Mas lukman bisa aja, kontol Mas lukman juga nikmat" kata istriku

Kemudian adegan dilanjutkan oleh tukang yang terakhir.

"nah giliran gw yah sekarang"

"pak yanto genjot aku dari atas aja yah kayak Mas lukman tadi" kata istriku

Mungkin dari semuanya yang paling mending hanya si yanto ini. Ia terlihat agak alim dengan badan sedang sedang saja. Setelah sekitar sepuluh menitan akhirnya mereka berdua keluar mencapai puncak. Setelah selesai memuaskan enam tukang istriku berbaring di atas matras, disampingna ada lukman. Istriku menyenderkan kepalanya di ada lukman yang idang dan penuh tato dengan manjanya. Lukman memeluk istriku dengan mesra ayaknya sepasang kekasih. Yang lain pun turut bergabung dengan sebagian sibuk mengelus els istriku.

"mbak puspa bener bener mantab" kata Jarwo

"iya betul, kalo mbak puspa istri gw pasti udah gw entot berkali kali dalem sehari" kata supri

"nanti dower dong memekku" kata istriku

"lah sekarang aja kan udah beberapa kontol sehari, tetep aja tuh peret dan enak" sahut supri sambil diikuti oleh tawa dari semuanya

Setelah sepuluh menit istirahat dan berbincang bincang, istriku minta pamit pulang.

"aku pulang dulu yah bapak semua" kata istriku

"besok lagi yah neng, kayak biasa jamnya" kata Jarwo

"pasti dong, aku mana tahan ngak dientot bapak2 tukang semua walau sehari aja" kata istriku

Aku pun segera berlari pulang, tetapi sebelumnya sempat kulihat istriku langsung mengenakan celana dalamnya. Ia tidak membersihkan bekas pejuh di selangkangannya. Sesampai di rumah aku segera mandi. Selesai mandi, istriku pas saja baru masuk ke kamar tidur kami. Tanpa tanya tanya aku langsung telanjang dan menarik istriku ke ranjang.

"jangan sayang, biar aku mandi dulu. Aku keringetan dan kotor abis jalan jalan" kata istriku yang tidak mengetahui bahwa aku sudah tahu rahasia nakalnya.

"nak apa say, aku mau ngentotin kamu dalam keadaan kotor gini" jawabku

Entah kenapa aku terangsang mensetubuhi istriku dalam keadaan kotor, mungkin ia terlihat binal seperti pelacur. Yang pasti malam itu ku garap istriku sampai tiga kali.

END

Comments

Popular posts from this blog

Akhwat Kampus

Naughty Hijab Wife

Istri Seksi Jadi Budak Seks Bossku (PART 2)